Analogi Pengamen

By | Kamis, April 02, 2015 66 comments



Pernahkah kalian memperhatikan pengamen? Kalau anda perhatikan dengan kritis, kalian anda akan menemukan fakta yang cukup untuk menyadarkan kita tentang arti kualitas diri.

Saya kerap sekali bertemu dengan pengamen, entah itu pengamen yang datang ke rumah, di dalam angkutan umum, di persimpangan jalan, maupun pengamen yang datang saat saya sedang nongkrong di angkringan pada malam hari.

Dan pernahkah kamu bertemu dengan pengamen yang tidak menyenangkan? Seperti ibarat kamu ingin pengamen itu segera pergi dari hadapan kalian, karena mengganggu atau terasa risih. Jenis pengamen ini ada banyak sekali, ada di taman maupun datang ke rumah-rumah warga.

Entah di daerahmu ada pengamen yang datang ke rumah-rumah atau tidak. Kalau di sini ada banyak sekali yang seperti itu, pengamen-pengamen itu bernyanyi di depan rumah warga dan berharap agar warga keluar rumah dan memberinya uang recehan. Sepintas mungkin ini hal yang dianggap biasa. Namun yang baru saya sadari, ternyata pengamen yang sukanya bernyanyi di depan rumah-rumah itu jadi mirip dengan pengemis.

Pengemis yang kadang datang ke rumah saya juga begitu, mereka datang ke depan rumah, lalu meminta-minta sodaqoh dan berharap penghuni rumah keluar dan memberinya uang. Setelah di beri lalu mereka pergi. So, menurut kalian itu mirip atau tidak dengan pengamen tadi? Pengamen tadi  mirip dengan pengemis, hanya saja media untuk memanggil penghuni rumah keluar adalah dengan musik. Setelah diberi uang, mereka langsung pergi ke depan rumah lainnya untuk melakukan hal yang sama.

Ilustrasi pengamen jalanan
Hal berbeda terdapat pada pengamen yang ada di angkutan kota seperti bus. Maupun pengamen yang berdiam diri di sebuah keramaian publik. Pengamen tersebut jauhlah lebih terhormat. Pengamen di bus misalnya, pengamen bernyanyi untuk menghibur para penumpang. Mereka menyanyikan beberapa lagu yang bagi kita sangatlah menghibur di saat dalam suasana perjalanan. Sehingga kita dengan ikhlas memberinya uang yang nominalnya cukup lebih karena telah menghibur.

Begitu juga dengan pengamen yang berdiam diri di keramaian. Biasanya pengamen jenis seperti ini ada banyak di luar negeri. Mereka bernyanyi atau bermain musik dengan sangat indah, sehingga orang - orang pun berdatangan untuk melihat performance nya. Orang pun memberinya uang dengan perasaan senang karena merasa salut dengan bakatnya.

Analogi diatas hanyalah sebuah contoh saja, dari perbandingan tersebut dapat kita ketahui dengan apa yang dinamakan kualitas diri. Pengamen yang datang untuk bernyanyi di depan rumah dengan yang ada di angkutan umum sangatlah berbeda. Pengamen yang datang ke rumah umumnya diberi uang agar segera pergi dari depan rumah karena biasanya suaranya tidak terlalu bagus sehingga menganggu penghuni rumah. Sedangkan pengamen yang di angkutan umum dibayar karena mereka memang sudah berhasil menghibur penumpang. Kecuali kalau pengamennya banci, hehe sudah pasti kaum adam bakal memberinya uang karena takut dicolek banci.

Sebenarnya pengamen mau bernyanyi dimana pun itu tidak masalah, namun perlu diingat bagi para pengamen. Sebaiknya pengamen bertanya pada dirinya sendiri, apakah nyanyian nya itu dapat menghibur para pendengarnya? Oke, memang mereka akhirnya mendapat uang. Tapi uang itu diberikan kepada mereka karena apa? Karena memang para pendengar merasa senang dengan nyanyian mereka, atau karena pendengeran merasa terganggu dan risih sehingga pendengar cepat-cepat memberinya uang agar pengamen itu pergi,

I think you have got the point now....

Dengan tidak adanya kualitas diri dalam diri kita tentu ini akan membuat enggan untuk melirik kita. Kita tidak punya suatu hal yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Terlebih lagi kalau kita terlalu sering merepotkan orang lain. Situasi tersebut akan menghilangan existensi kita hidup di dunia, sebab kita tidak dianggap oleh masyarakat.

Tentu akan berbeda jika kita memiliki kualitas diri. Sesuatu hal yang dapat bermanfaat bagi orang lain dan hal yang dianggap menarik orang lain itulah kualitas diri. 
Seperti halnya selembar uang kertas 100rb, tentu banyak yang mau. Namun, apabila uang itu diinjak-injak dengan sepatu diatas tanah berlumpur yang kotor, apakah kamu masih mau dengan uang itu? Tentu saja masih mau, karena uang yang lecek dan kotor itu masih punya nilai di dalam dirinya.
Apabila kita memiliki kualitas diri, jikalau ada suatu hal yang menjatuhkan kita. Kita akan tetap masih dianggap oleh orang lain, karena kita masih punya nilai. Itulah sebab nya sebaiknya selagi kita hidup tempalah kualitas dalam dirimu. Lakukan apa yang kamu bisa lakukan untuk meningkatan kualitas. Lalu jadilah pribadi berkualitas yang menarik dan dapat bermanfaat bagi orang lain.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
comments

66 komentar:

  1. Jadi berkualitas bukan kuantitas, ya? Atau gimana?

    Bener kata lu, pengamen yang datang ke rumah terkesan pengemis, karena menghibur dengan tanpa tujuan yang baik. Hanya demi kesenangan mereka.

    Beda sama yang di bus atau di keramaian, jelas itu menghibur orang yang sedang dalam perjalanan.

    Semoga kualitas diri kita menjadi up dalam hidup.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di sini lebih fokus kepada kualitas diri,
      karena dari situlah kita akan punya nilai...

      Ya seperti itulah, setelah dikasih uang langsung deh pergi.. hehe
      Maka nya kalau ama pengamen yang benar-benar mau menghibur, nah saya salut tuh :)

      Amiin :)

      Hapus
  2. kadang ada yang suaranya jelek tapi ga dikasi bayaran malah ngumpat ya

    BalasHapus
  3. di lingkungan rumah gue juga kadang ada pengamen yang mampir meski gak sebanyak di kota, namanya juga desa.

    dan gue setuju kalau pengamen yang mainnya ke rumah-rumah orang itu terlihat seperti pengemis.kalau gue gak keluar-keluar mereka terus aja ngamen, gak pergi-pergi. agak risih sih, gue ngerasa kepaksa ngasih duit si pengamen, ngasih duit juga bukan karena gue emang mau ngasih sih, tapi biar pergi. gitu. kalau pengamen di bis gue gak ngerasa kepaksa buat ngasih. itu kan seikhlasnya kita aja.

    dan akibatnya, kalau dari jauh udah kedengeran ada pengamen, biasanya gue tutup pintu, matiin tv biar kaya rumah kosong dan mereka gak mampir XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwk, ada juga toh di sana :D
      Nah kamu malah parah bener, pura-pura sepi biar rumah nya dikira kosong, hehe
      Tapi itu... ide yg bagus :3

      Hapus
  4. Jadi ini semua tentang kualitas hidup ya, mas.

    Ya, saya juga sering merasa kualitas hidup saya sangatlah kurang. Makanya saya jarang dilirik, padahal saya punya bakat yang lumayan bagus untuk ditunjukkan kepada orang-orang. Berarti intinya harus meningkatkan kualitas diri mulai saat ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yap inti nya tu kualitas hidup,
      Wah bagus tuh, mulai sekarang bakat nya dikembangin... agar diri ini jadi lebih bernilai :)

      Hapus
  5. Ngomongin pengamen nih *muter eny sagita-ngamen 5

    Pengamen sama pengemis sekarang pada maksa, walau udah dibilang lewatin tetep aja maksa. Ada juga yang ngamen langganan, jadi setiap masuk gang rumah, rumahku yang dituju dulu soalnya sering ngasih uang ke pengamen itu

    Tentang kualitas diri sih setuju untuk meningkatkannya dan embuat kualitas kita lebih baik lagi di mata orang, tapi walau kualitas kita udah lebih baik tapi orang lain gak mau liat kita gimana dong?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha, masa si pada maksa?
      Wih baik hati sekali bro, sampe2 pengamen nya betah main ke rmh mu mulu.. hehe

      Tanya pada dirimu dulu, apakah kualitas mu dapat bermanfaat bagi orang lain? :)
      contoh : jago main basket, km jd bermanfaat bagi team basket di sekolah mu

      Hapus
  6. ngena banget bro quotes penutupnya,
    walaupun ngamen, pekerjaannya jauh lebih terhormat daripada ngemis.
    tapi, jaman sekarang nggak semua pengamen baik. ada aja yang pakai cara kekerasan dan paksaan. pengamen bus kota gitu malah hobi maksa..

    tapi, gue salut sama beberapa pengamen yang ending-endingnya banyak dikenal orang karena kualitasnya. kayak beberapa pengamen yang nyoba peruntungan di indonesia idol..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha baru tau kalau ada pengamen yang maksa,,
      Memang lebih terhormat drpd pengemis. Namun, intinya kalau pengamen yang datang ke rumah-rumah itu seringnya tidak menghibur. Nah, jadinya kita memberi uang agar mereka cepat pergi dari rumah.

      Haha, nah itu pengamen yang berkualitas :D

      Hapus
  7. iya gue suka dengan pengamen yang bareda di keramean publik kaya di jalan malioboro, untuk bisa menghibur pengunjung,lalu musik dan lagu yang disajikan juga berbeda dengan pengamen biasanya. malah gue pengen jadi kaya mereka jadi musisi jalanan bisa ngehibur banyak orang tentunya dangen keahliaan yang berkualiastas yang kita punya.

    quotesnya bagus banget nih,emang bener selama kita punya kualitas, pasti akan selalu dipandang bagus.

    dan untung para pengamen bolehlah sampul cover bukunya sama, tapi isi yang kita bawakan dan sampaikan haruslah berbeda dan kreatif hingga mempunyai nilai lebih dari pada yang lainnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener bgt, itulah arti pengamen sesungguhnya. Menghibur para masyarakat, hehe
      Sehingga rasanya menyenangkan kalau ada pengamen :D

      sekarang pengamen harus dituntut untuk kreatif, sebab makin kreatif pengamen makin cepet terkenal :D

      Hapus
  8. Aku punya pengamen favorit, di kedai makanan gitu. Mereka ada sekitar 5 orang, satu grup. Nyanyi bagus banget, dan baru akan ngedarin wadah uang kalau udah selesai ngebawain 2 lagu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe sip dah, da pengamen2 yang keren di sana ..
      Smoga pengamen di sana makin sukses :D

      Hapus
  9. Wah tentang kualitas diri ini emang harus dimiliki dari masing masing orang

    Ngomongin pengamen, menurut gue pengamen ini sama pengemis beda loh. Pengemis cuman mengadahkan tangan sedang pengamen masih mencoba berusaha pake musik dan nyanyian tp ya cuman masalahnya adalah kualitasnya.

    Beda dengan diluar negeri, pengamen diluar negeri dilihat karena mereka emang punya skill, kalo di indonesia yang penting duit :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yoyoi bro,,

      Pengamen tu yang penting harus bisa menghibur, itu tuntutan nya.
      Yang bisa menghibur maka kualitasnya oke punya :D

      Hapus
  10. Pengamen yang dateng kerumah, disini juga masih banyak kayak gitu, soalnya di sini daerah pedesaan.

    Pengamen kayak gitu emang lebih mirip pengemis, mereka cuma mengganggu saja dan tidak menghibur. Kalo pengamen yang di bus itu jarang lihat, soalnya jarang naik bus lagi, dan kalo pengamen yang di jalan dan nggak keliling itu juga jarang lihat.

    Keren nih, artinya kita harus bisa meningkatkan kualitas diri kita, biar kita bisa dilirik orang lain dan dianggap menarik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, yang banyak sebenarnya di daerah pedesaan atau perkotaan si?

      Smoga pengamen2 yang datang ke rumah itu segera meng-upgrade kemampuannya, agar dapat menghibur pendengar :D

      Hapus
    2. Nggak tau kalo perkotaan banyak apa enggak, tapi kalo di tempatku pedesaan, masih banyak pengamen yang dateng kerumah. Perkotaan juga banyak ?

      Iya, paling enggak bisa nyanyi lah, kadang suaranya bikin sakit kuping soalnya.

      Hapus
    3. Soalnya dari komen di atas yang rumahnya di perkotaan,
      rumahnya di datangi pengamen juga :D

      Wkwk nusuk bgt ucapannya, "bikin sakit kuping" :D
      Harus banyak2 buka google mereka, untuk cari tips menyanyi dgn benar.. hhe

      Hapus
  11. Pengemis ama pengamen beda lho. Masih mending pengamen masih ada usahanya.
    Tapi ada yang maksa minta bayaran. Kadang2 itu juga bisa buat risih, mending suara nya bagus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengemis juga ada usahanya,
      hehe bersuara keras di depan rumah agar penghuninya keluar :D

      Nah itu pengamen harus segera meng-upgrade kemampuannya, agar dapat menghibur :)

      Hapus
  12. ya kalau di pikir-pikir pengamen yang nyanyi di khalayak ramai itu lebih terhormat.Setiap profesi memiliki kualitas diri tersendiri :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe bahasa nya khalayak ramai :D
      Dari tiap profesi juga kualitas nya beda2, tidak bisa kita sama kan semua pengamen itu :)

      Hapus
    2. haha baru nyadar kanpa itu ada bahasa " khalayak ramai " segala :D

      Hapus
  13. disini gak ada yang ngamen sampai ke dalam rumah sih. palingan pengemis doang. kualitas emang selalu menjadikan kita berharga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beruntung sekali dikau, hehe hari tenang mu jadi tidak terganggu :3
      Yup, ayoo jadikan diri ini berkualitas :)

      Hapus
  14. kalo diluar negeri memang umumnya para pengamen itu berdiam diri pada suatu tempat dgn menampilkan ketrampilannya, dan bagi yg tertarik akan berhenti lalu melihatnya kemudian memberikan uang recehan, itu bagiku bnr2 pengamen yg punya kualitas, dan tentunya gak malu2in.. memang ada bnrnya juga sih kalo dipikirkan..
    tp lain diluar negri lain pula disini, di dalam negeri, msh sedikit org2 yg menghargai seni. bahkan terkadang untuk melirik saja mereka enggan... apa jadinya nanti jika kita bersusah payah menyajikan karya seni kita di suatu tempat, tp tdk ada sedikit pun hasil yg didapat... kayaknya org2 inilah yg musti dibuka mata hatinya, agar lebih menghargai seni, bukankah pengamen itu sama juga dgn seniman?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh begitu, saya rasa yang masih kurang seni nya yaitu pengamennya itu sendiri.. hehe
      Kalau saja pengamen itu mau meng-upgrade kemampuan mengamennya, jelas saya yakin banyak pendengar yang terhibur. Dan tentu akan memberi apresiasi yang baik ke pengamen tsb.

      Beda dengan pengamen yang asal bunyi saja, nah ini yang saya maksud dengan kualitas. Pengamen asal bunyi itu yang penting dpt duit, tidak peduli suaranya enak atau tidak. Tidak peduli kalau mengganggu orang lain, dan tidak semangat -_-

      Smoga pengamen2 di sini banyak yang berusaha untuk berkembang, hehe kn banyak tu pengamen yang sukses muncul di TV, itu karena mereka berusaha untuk jadi berkualitas :)

      Hapus
  15. OOoo jadi Kudu ber"kualitas"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tentu saja dek, hehe seperti jodoh juga begitu.
      Bukankah kita ingin agar mendapatkan jodoh yang berkualitas? Karena itu harus jadi berkualitas, agar kelak dijodohkan pula dengan yang berkualitas :D

      Hapus
    2. loh, malah nyangkut ke jodoh :D dasar orang dewasa. dikit-dikit dikaitkan sama jodoh, ckckck :D

      mau jadi perempuan yang berkualitas ah, biar dapetnya yang berkualitas juga #Looh #upz *lari, ngejar jodoh*

      Hapus
    3. Ya ampun comment pake "Anonymous" -_-
      Ahaha biarin, emang ga mau ya punya jodoh yang berkualitas? :D

      Haha, ngejar jodoh.. jd inget film pendek yang ini :
      http://khazanah-video.blogspot.com/2015/02/assalamualaikum-sally-jodoh-pasti.html

      :D

      Hapus
  16. Di tempatku gak ada pengamen yang datang ke rumah-rumah sih. Pengamen biasanya datang ke rumah makan gitu. Dan iya menurutku mereka sama kayak pengemis. :D

    Masih bingung dengan kualitas hidup, apa saya harus jadi pengamen yang ngamen di angkutan/bus biar bisa dibilang mempunyai kualitas hidup yg baik? Haha.. Kalo menurut saya sih kualitas hidup bukan tentang dimana tempat kita, kualitas hidup tentang bagaimana menjalani hidup dengan teratur sehingga bisa menikmatinya. #IMHO :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha, memang bukan masalah tempat bro... namun di tempat itulah banyak pengamen yang sejenis. Kualitas diri beda dengan kualitas hidup loh :P

      Intinya profesi pengamen haruslah dapat menghibur.
      Hehe, jikalau saja pengamennya itu bisa menghibur para pendengarnya.. pasti pendengar rela deh memberi uang yang cukup lebih buat si pengamen. Kalau tidak menghibur dan malah dianggap penganggu ya sudah deh bakal sering di usir :D

      Hapus
  17. Yap, pengamen yang datang ke rumah itu lebih mirip kayak pengemis. :)

    Gue lebih suka pengamen yang berdiam diri karena menurut gue itu keren. Yaa walaupun jarang ditemukan tapi keren. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe yang berkualitas memang jarang bro,
      Semoga ada pengamen yang membaca post ini. Sehingga mereka mau meng-upgrade kemampuan ngamen nya. Sehingga entah dia mau ngamen dimanapun, dia dapat menghibur banyak orang :)

      Hapus
  18. Pengamen di bus apalagi daerah Jakarta, siapin deh senyum kalau memang ga ada recehan, atau siapin recehan sebab pasti banyak pengamen yang bermunculan.

    Umumnya pengamen Jakarta suka memaksa jadinya saya sering risih. Lebih aman jadi kasih aja apalagi dikasih 2 batang rokok mereka juga senang.

    Pengamen yang keliling rumah memang layaknya pengemis sebab mereka bernyanyi bukan dengan hati tapi dengan niat mencari recehan.

    Kalau pengamen yang berkualitas dikasih atau tidaknya mereka tetap bernyanyi dengan enak. Sebab menghibur aja udah menjadi shodaqoh bagi diri mereka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Intinya si pengamen seharusnya dapat menghibur pendengarnya. Sebab itulah pekerjaan mereka. Bukankah pengamen memiliki jam terbang bernyanyi yang cukup banyak? Nah, makanya kalau ada pengamen yang tidak menghibur berarti ketahuan pengamen tsb dari awal niatnya adalah cuma mencari recehan. Tanpa peduli dengan kepuasan pendengar.

      Hehe, bener kalau pengamen yang berkualitas si diberi senyuman saja sudah senang. Mereka puas kalau pendengarnya puas

      Hapus
  19. Paling seneng kalok ketemu sama pengamen yang bersih.. Meski suaranya ngga terlalu bagus, seenggaknya ngga bikin aku risih.. :D Ada kan yang pengamen anak-anak punk gitu. Uda jorok, bau, kadang uang ngamennya itu dipakek buat ngelem.. -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe asik tuh, yang penting bersih ya pengamen nya :D
      Wkwk klo anak punk biasanya hasil dari ngamen dipakai buat beli rokok, minuman, bahkan ngelem. Makanya males bgt kalau kasih receh ke mereka. Duitnya malah buat bikin dosa -_-

      Hapus
    2. Yap.. Nyaman aja liatnya, ngga terlalu mengganggu.. Heheh.. :P

      Nah! Makanya paling males kalok ketemu mereka.. Bahkan ada loh yang maksa kalok ngga mau kasih uang :(

      Hapus
    3. Hehe iya bener juga si, tapi ya mungkin agak sulit kalo pengamen nya berpenampilan bersih :)

      Kalau yang maksa minta uang aku belum pernah ketemu, hhuhu serem bener ky preman klo beneran maksa -_-

      Hapus
    4. Untungnya di Medan banyak yang bersih. Wangi lagi :P

      Jangan sampek ketemuuu.. Ada yang nekat ngancem pakek sebilah pisau malah :(

      Hapus
  20. Setuju mas....but don't judge a book by its cover...begitu kata orang-orang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Don't judge a book by its cover itu sudah pasti.
      But, mbak Yuni nggak baca dengan seksama ya artikel di atas? Hehe ini bukan bahas tentang penampilan (cover). Tapi apa yang ada di dalam diri pengamen tsb :)

      Hapus
  21. Bahkan, banyak lo mas pengamen jalanan yang jadi terkenal, contohnya Tegar sama Klantink. Aku yakin mereka itu pengamen yang nongkrong di tempat ramai sama bus, bukan ngemis yang berkedok ngamen :)

    Oh iya, gak usah uang seratus ribu lecek, recehan yang dilumuri oli aja banyak yang rebutin xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yoyoi, kualitas dari si Tegar adalah sisi kreatifnya bro.
      Haha lagu yang dinyanyikan tuh unik, jadi meski suaranya tidak seperti penyanyi hebat namun banyak dari kita yang terhibur.. hehe asik sih :D

      Wkwk, iya namanya juga punya nilai tetap direbutin :D

      Hapus
  22. gue setuju sama lo, Cipta. Di sini pun juga banyak pengamen. Gue tinggal di daerah jakarta dan biasanya mereka ngamen dari angkot ke angkot..paling males kalau mereka maksa..ini ngamen apa malak sebenarnya?? Gue juga pernah ddigituin sama pengamen. Tapi, gue cuekin aja orng banyak orang ini. tapi, akdang emang pengamen itu bahayaaaa..harus waspada..tapi ada juga pengamen yang emang suaranya bagus banget dan malahan gue suka banget tiap kali dia nyanyi di bis, tapi pas di bis Salatiga, Jawa Tengah. DI sini mah pengamennya main kasar semua

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwk ngamen atau malak yah,,
      Kalau pengamen nya berhasil menghibur kita si sebenarnya kita ikhlas2 aja memberi duit. Tapi kalau seenaknya sendiri seperti itu ya, jadi males ngasih deh -_-

      Haha ini jadi bahas nya tentang pengamen mulu...
      padahal intisarinya kn tentang kualitas diri :D

      Hapus
  23. Tapi seperinya kebanyakan orang memberi uang bukan karen terhibur, lebih ke sedekahnya
    maybe

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga benar seperti itu :D
      berarti kalau lebih condong ke sedekah, bukankah agan malah menyudutkan pengamen itu makin mirip dengan pengemis yah, hehe

      Hapus
  24. Jenis jenis pengamen emang banyak macamnya. tapi jujur, saya udah gak mau ngasih uang lagi ke pengamen kalo ngeliat perawakannya masih muda, kekar dan sanggup bekerja :) kalo saya inginnya uang saya bermanfaat kepada yang membutuhkan aja dalam artian yang bener-bener layak mendapatkan uangnya. misalnya pengemis yang sudah renta :)

    BalasHapus
  25. Coba pengamen i indonesia kayak yang di luar negeri. Kalo nyanyi bagus bagus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. pengamen di sini juga ada yang bagus, tapi bisa diitung dengan jari.
      Kalo di luar kan dites dulu kek kompetisi nyanyi di tipi-tipi jadi nggak sembarangan orang :D hehehhee

      Hapus
  26. Memang banayk sekali pengamen-pengamen jalanan yang suaranya begitu bagus.

    BalasHapus
  27. ya memenag benar banyak pengamen yang mempunyai suara bagus. namun ada juga nyanyi nya asal asalan

    BalasHapus
  28. Kalau pengamen datang kerumah, gak pernah ada sih. Takut juga kalau sampai datang ke rumah, nanti kriminal pula

    BalasHapus
  29. Kalau aja pengamen2 yang bakat bermusik sadar akan kualitas dirinya, pasti mereka bisa menjadi lebih dari sekedar pengamen...

    BalasHapus
  30. Biasanya besok datang lagi kalo udah dikasih sekali, parahnya lagunya itu itu juga :)

    BalasHapus