Tingkatan Untuk Bahagia

By | Kamis, Maret 03, 2016 60 comments


Manusia pada dasarnya sangat mengidam-idamkan kebahagian. Suatu perasaan yang sudah lama dipelajari manusia sebagai perasaan yang layak dan harus dimiliki oleh dirinya. Suatu perasaan yang membuatnya selalu ingin tersenyum dan dapat menikmati hidup dengan suka cita.

Sejak kecil pun manusia sudah diajari secara tidak langsung dengan pentingnya suatu kebahagiaan. Dari film untuk anak-anak pun dipastikan akan happy ending. Seperti kasus pada film Barbie, dimana kita diperlihatkan bagaimana menghadapi penjahat (biasanya nenek sihir) dan kemudian hidup bahagia dengan pangeran.

Tentu dari film lah manusia belajar bahwa perlu perjuangan yang besar untuk merasakan bahagia layaknya happy ending pada film. Dan tentu ini sangatlah baik pesan moralnya, yaitu yang baik pasti akan menang dan yang jahat akan kalah. Cukup simpel memang, namun ini bagus untuk mengajarkan kebaikan pada manusia.

Paragraf di atas sekedar intermezzo saja. Kalau saya bahas tentang film Barbie lagi, tentu akan membuat Anda curiga dan berpikir, "Ah, jangan-jangan si penulis suka nonton film Barbie..." :D

Kali ini kita membahas tentang kebahagiaan. Tentu sangat kita inginkan rasa bahagia itu selalu ada bersama kita tanpa pernah hilang tersapu oleh rintik-rintik masalah kehidupan. Lebay? Ah saya rasa tidak, kita bisa kok seperti itu. Karena sesungguhnya kita memiliki tombol sendiri untuk bahagia.

Maksud dari tombol adalah semacam switch on/off pada saklar. Apabila Anda tekan on, maka Anda akan bahagia dan begitu pula sebaliknya. Apa artinya?

Artinya kita punya kuasa penuh untuk bahagia atau tidak atau lebih tepatnya kita punya pilihan untuk memilih bahagia atau tidak. 

Ini tergantung dari setinggi apa tombol kebahagiaan itu diletakkan. Ada yang rendah ada juga yang tinggi. Kalau terlalu tinggi tentu kita kesulitan untuk menekannya dan butuh sesuatu yang tinggi juga untuk menggapai lalu menekannya.

Pernahkah mendengar atau melihat ungkapan "Bahagia itu Sederhana"? Ungkapan ini benar adanya karena tidak perlu muluk-muluk untuk merasakan bahagia.

Namun, kenyataannya banyak orang yang mengaku tidak bahagia. Contohnya si Joko, seorang lelaki yang bekerja sebagai Kepala Kantor Wilayah di Direktorat Jenderal Pajak. Tentu Joko ini tentu bisa dikatakan sebagai orang yang sukses dan banyak yang ingin menjadi seperti dia. Beliau mempunyai banyak uang, jabatan yang tinggi dan istri yang cantik pula (harta, tahta dan wanita).

Dan anehnya, Joko ini mengaku tidak bahagia hidupnya. Banyak target Joko yang belum terlaksana sehingga tentu dia sering kali galau. Target membeli rumah baru, mobil baru, jalan-jalan ke Ethiopia Eropa, dan mungkin saja ada target punya istri muda :D

Lain cerita dengan si Steven. Dia adalah lelaki paruh baya yang berprofesi sebagai pemulung di Ibukota. Hasil dia memulung hanya bisa untuk memenuhi kebutuhan makan di hari itu juga. Namun, entah mengapa dia menekuni profesi memulung itu dengan sangat ihklas. 

Selepas memulung ia pulang ke gubug di bawah jembatan lalu disambut oleh istri dan peri kecilnya. Bersedau-gurau sambil menikmati hidangan nasi dan ikan asin, tak lupa pula ditemani musik berupa dengungan suara kendaraan dari atas jembatan. Nah, kesimpulannya si Steven hidup dengan bahagia. Meski jauh seperti Joko, Steven selalu mensyukuri apa-apa yang yang ia dapatkan.

Kehidupan Joko dan Steven ini ibarat sianida dan kopi bumi dan langit, sangatlah jauh berbeda. Kalau Joko merasa bahagia lalu Steven tidak merasa bahagia tentu sangatlah wajar kalau dilihat dari perbedaan derajatnya. Namun kok ini terbalik yah?

Oalah.... 

Setelah merenung, saya menemukan adanya peningkatan standarisasi untuk bahagia pada si Joko. Manusia itu memiliki hawa nafsu, karena Joko adalah manusia jadi dia memiliki hawa nafsu. Tuhan menciptakan manusia dengan akal dan pikiran itu tentu untuk mengontrol nafsu tersebut.

Karena adanya peningkatan gaya hidup, si Joko tanpa sadar menaikan standarisasi kebahagiannya. Tentu yang menaikan standar ini adalah hawa nafsunya. Hawa nafsu yang tidak pernah merasa puas dan tidak merasa bersyukur akan sesuatu yang didapatnya dan ingin mendapatkan yang lebih. Kalau dia mendapatkan sesuatu di bawah standarnya tentu dia belum merasa bahagia.

Hari Minggu, tetangga Joko yang hidup sederhana mengadakan syukuran atas lahirnya anak mereka. Seperti pada umumnya orang syukuran, tetangga itu pun mengantarkan nasi kotak ke rumah si Joko. Oke, diterimalah nasi kotak tersebut oleh Joko. Tapi, karena dia mungkin merasa punya makanan yang lebih enak di rumah. Dia pun membiarkan nasi kotak tersebut di dapur berhari-hari hingga akhirnya basi. Ini ibarat memberi garam ke air laut.

Masih di hari Minggu, ternyata nasi kotak milik tetangga Joko masih tersisa 3 kotak. Nah kemudian tetangga itu melihat pemulung di depan rumahnya. Lalu dikasihlah nasi kotak itu ke pemulung tersebut. Ya pemulung itu tidak lain adalah Steven, wah 3 nasi kotak ini diterima dengan suka cita. Lalu dia bawa pulang untuk diberikan kepada istri dan peri kecilnya. Kapan lagi keluarga nya dapat makan nasi kotak dengan lauk yang full komplit seperti ini.

So, untuk bahagia itu tergantung dari kitanya saja. Koreksi diri sendiri, apakah standarisasi kebahagiaan kita terlalu tinggi atau tidak. Kalau terlalu tinggi ya tinggal turunkan saja. Kalau sulit bagi Anda, tentu Anda harus diruqyah belajar bagaimana kesederhanaan itu. Harta boleh melimpah ruah, namun hidup tetap haruslah sederhana.

Melihat orang lain yang kurang beruntung tentu dapat membuat kita mensyukuri apa-apa yang telah miliki sekarang. Lihatlah kehidupan mereka yang kurang beruntung di sekitar kita dan berbagilah rezeki kepada mereka. Ini juga salah satu cara ampuh untuk bahagia apabila Anda memiliki standarisasi kebahagiaan yang tinggi.

Kebahagian dalam berbagi tentu tingkatannya lebih tinggi daripada kebahagiaan dalam menerima. Dan dengan cara berbagi itulah yang dapat menjadi tangga panjang menuju ke atas, hingga akhirnya Anda dapat menekan tombol kebahagiaan. Lalu kemudian Anda turun kembali membawa tombol tersebut dan meletakannya kembali pada posisi yang tidak terlalu tinggi, sehingga mudah dicapai dengan mudah. Ingin bahagia? Tinggal tekan tombol saja. Teng Tong....

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
comments

60 komentar:

  1. hmmm berarti kebahagian itu tergantung diri kita sendiri, betul nga bang ? kalau saya sendiri sih bahagia ketika ada cewe yang ngatain saya lucu, imut dan ganteng bang sumpah itu menjadi sebuah kebahagian saya tersendiri, apalagi kalau cewek yang bilang ke saya itu HANNA JKT48 ? Masya Allah, sungguh bener-bener kenikmatan yang di berikan oleh tuhan itu tiada tara :'v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup, betul tergantung kita nya saja zhar :D
      Buset, wkwk klo hanna jkt48 yang bilang gitu mah hampir semua cowo bahagia zar, kecuali yg homo :v

      Hapus
    2. Nah makanya bang, belum lagi kalau Hanna ngomong izhar aku sayang sama kamu,.. huwaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh sepertinya pemikiran ku sudah diluar batas kewajaran

      Hapus
    3. Wkwk, klo mau ky gt beneran ya di samperin donk hanna nya jgn cm nontonin videonya doank di laptop :3

      Setidaknya klo disamperin kn jd bs foto bareng bro, ahaha

      Hapus
  2. baiklah nanti aku tekan tombol ON aja deh yaa.. kira2 bakal berubah ga ya..hahaha..

    kok nama steven ama joko aq ngerasa kebalik ya? biasanya kan joko utk org yg dibawah gitu. steven utk nama org kaya..

    apa sengaja? haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. dicari dlu tombol ON nya ada dimana dan setinggi apa :)

      Yup, sengaja biar ga mainstream :D
      Kan keren kalau ada pemulung nama nya Steven, hehe

      Hapus
  3. Wah ini...Si Citra suka nonton berbii Hahahaa..

    Ini.Kenapa si joko yang hidupnya lebih mewah dari steven?!

    Namanya steven, kerjaan jadi pemulung, gak terbalik sama joko nih?!

    Kalo keinginan tinggi harus berusaha lebih keras lagi bukan menurunkannya.. tapi tetep harus diimbangi dengan rasa bersyukur biar hidup lebih berkah dan bahagia..

    BalasHapus
    Balasan
    1. sssssttt, diem donk rum. saya ga suka nonton barbie, saya nonton nya rapunzel :D

      karena Joko udh jadi pejabat, hehe
      Steven kan buat keren2 aja, kasian nanti klo pemulungnya dikasih nama jelek :(

      Ckck, ini bukan masalah keinginan tapi kebahagiaan. Yg diturunkan itu standarisasi kebahagiaannya bukan keinginannya. Kalau standarnya terlalu tinggi kn jd sulit bersyukur dan bahagia :D

      Hapus
  4. Gue jadi kena serangan batin. Gue jujur, kalau masalah mendapatkan suatu kebahagian seperti yang dibilang citra "Tergantung dari diri kita sendiri" tapi gue merasa mendapatkan kebahagian itu ketika gue kumpul dan bercanda dengan keluarga, bareng teman disekolah, dan di puji ganteng sama gebetan. Jadi apakah kejadian yang gue sebutin itu berasal dari diri gue untuk bahagia / dorongan dari orang lain yang akan membuat gue bahagia?
    Gue kok jadi bingung yah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya itu dari diri sendiri bro standar kebahagiaan mu dan kamu sndiri yang memilih untuk bahagia di standar itu... bahkan di level expert dlm mengelola emosi jiwa itu kita bisa kapan pun menghadirkan rasa bahagia. Di lain waktu saya bkin artikelnya ttng ini :D

      kembali ke masalah standarisasi kebahagiaan,
      kalau terlalu tinggi ya jelas susah bahagia, misal saya bahagia kalau Pevita Pierce yg blg saya ganteng atau nunggu dpt duit 100 trilyun.. nah klo gt kapan bahagia nya :D

      standarisasinya bro yg harus kita tentuin, misal sampai dimana cukup Ibu mu yg bilang km ganteng dan kamu bs bahagia.. hehe, paham bro?

      Hapus
  5. Ah tau aja kalau pembaca mikirnya "ini mesti yang nulis suka Barbie"

    Pemulungnya keren ih namanya Steven.. Iya juga ya yang nentuin bahagia atau nggaknya berasal dari diri sendiri. Tapi rasa bahagia itu ada ketika kita bersyukur atas apa yang sudah diperoleh. Jadi rasa syukur merupakan awal suatu kebahagiaan.

    Btw aku salah fokus ke instagram coba, fotonya gambar makanan semua.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha iya donk,
      dan saya sndiri bingung loh kenapa pakai contoh film barbie :D

      yup, sampai sehebat apa km bersyukur itulah yang dapat membuat kita bahagia. beda dgn org yg tidak pernah puas, habis dpt rezeki tp ga bahagia dan ingin sesuatu yg lebih... makanya artikel ini mengajak agar kita jgn muluk2 menentukan standar kebahagiaan, agar kita mudah untuk bahagia :)

      jgn cm salah fokus, tp di follow jg donk ki.. hehe

      Hapus
  6. Mungkin bang Citra, *eh gue manggil apa ya?* gak mungkin lah nonton barbie, hanya saja mungkin pas lagi ngutak ngatik remote tv, gak sengaja liat Barbie :p

    Menurut gue bahagia itu sederhana, bahagia gak harus tentang cinta-cintaan. Bahagia menurut gue itu ada di sekitar kita, hanya saja gkita yang gak menyadarinya dan terlalu stereotip bahwa bahagia itu harus berpatok ke cinta.

    Gimana kalo pas lagi jalan sama motor, ngeliat bar bensin selalu di F. Bahagia gak?

    Ya itu satu dari sekian banyak contoh bahagia yang sederhana

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah itu baru betul fif, saya ga sengaja utak atik remote trus channel nya jd acara barbie.. trus tiba2 battrai remote nya abis dan akhirnya ttep di film barbie ampe selesai :D #eh

      yup, brarti diri mu itu standar kebahagiaannya tidaklah tinggi. Ini bagus bgt dan sesuai dgn slogan "bahagia itu sederhana".

      Kadang malah cinta tidak membuat bahagia untuk beberapa orang (yg kurang bersyukur) jadinya dia butuh banyak cinta yaitu dgn selingkuh agar bs bahagia :D

      Hapus
  7. Dari postingan ini gue belajar bahwa bahagia itu sederhana. Untungnya gue termasuk salah satu orang yang tingkat bahagianya nggak tinggi tinggi amat hihuy

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang bener begitu bro vino.. Bahagia iti sebenarnya sederhana, hanya manusia nya saja yg sering merasa kurang puas dgn rezeki yg ia anggap kecil :D

      Hapus
  8. Cipta pengandaian tokohnya ga kebalik, hehhe
    Joko kerja di instansi, steven jadi pemulung
    Kebahagiann mang ujung ujunge satu, bersyukurr

    BalasHapus
    Balasan
    1. Engga kebalik kok wi, kasian nanti klo pemulung nya di ksh nama jelek.. Jd ksh nama yg keren :D

      Yup, saya mau blg bersyukur tp ntar jd hampir sama ky materi postingan yg lalu, hehe

      Hapus
  9. bahagia itu sebenarnya adalah cita2 setiap org. sebab itulah cita2 ku saat ini adalah hanya ingin bahagia dunia akhirat...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bahagia dunia akhirat, haha itu kebahagiaam level tertinggi bro Andy :D

      Semoga kita semua menjadi manusia yg bahagia di dunia dan akhirat.. Aamiin

      Hapus
  10. siapa sih yang nggak pengen bahagia di dunia ini, semua pasti pengen merasakan yang namanya bahagia. bahkan hewan pun juga bisa merasakan bahagaia dalam hal tertentu, kayak semisal kita kasih sisa ayam goreng ke kucing, pasti si kucing akan bahagia juga menerimanya.

    bahagia itu emang relatif sih, tergantung kepada tiap pribadi masing-masing. dan semua orang pasti punya standar pribadi yang berbeda-beda.

    jadi kita tinggal memprogram mindset kita aja supaya bisa lebih bahagia disetiap saat. faktor yang paling penting menurut saya untuk mengantar ke rasa bahagia itu dengan cara bersyukur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup pasti semua makhluk ingin merasakan bahagia :)
      Wah bahagianya menjadi kucing, standar bahagianya tdk setinggi kita :(

      Nah itu bro zam, manusia yg sulit bahagia harus mulai menurunkan standarnya... Dan bs mensyukuri hal2 kecil seperti kucing itu :)

      Hapus
  11. Apa? Cit... Kamu suka barbie? Aku aja kalah.. Apa akunya yg g normal? :D

    Kalau aku sih gini cit. Kebahagiaan itu kuncinya di rasa syukur. Syukur itu bagaikan rem pengendali hawa nafsu sekaligus pemberi kenikmatan tiada tara kepada orang yg selalu bersyukur.

    Bener kata kamu kenapa si joko g bahagia, hawa nafsunya terlalu tinggi sih. Beda ama stevan, dia tau caranya bersyukur, makanya semua yg dilaluin dia terasa nikmat.

    Aku pribadi kadang lupa bersyukur, jadi pas ngelakuin segala sesuatu kayak sial banget, ngerasa menderita. Tapu beda cerita kalau dinikmatin sama bersyukur, kayaknya mah lancar terus yg dikerjain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamu nya yg ga normal pit... Soalnya, saya aja suka #eh

      Yup bener pit, bahkan itu satu2 nya cara untuk menstop hawa nafsu manusia.

      Klo ga bersyukur jelas ga bahagia dan ingin memiliki lebih ky si Joko -_-

      Manusia lupa itu wajar, ky sperti postingan yg kemaren bahwa kitanya ga peka ama ksh syang Tuhan :(

      Hapus
  12. yang lu bilang benar mba citra, eh salh mas citra, bahagia itu sederhana cukup dengan bersyukur apa yang ada itu akan membuat kita sangat bahagia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sengaja amat salah nya -_-

      Saking sederhana nya, ada yg manggil saya mas aja saya sudah bahagia, brarti kn udh diakui sbg cowo :D

      Hapus
  13. yang lu bilang benar mba citra, eh salh mas citra, bahagia itu sederhana cukup dengan bersyukur apa yang ada itu akan membuat kita sangat bahagia

    BalasHapus
  14. kayaknya ada motif tersendiri ya pake nama Joko dan Steven, biar kelihatan nggk pantes gitu ya hehehe.... ya, emng biasanya seiring dengan naiknnya tingkat ekonomi seseorang, makin banyak juga yang dia mau, semakin tinggi saja standar kebahagiaannya, dan akhirnya mereka lupa kalau sebenarnya bahagia itu sederhana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk pembaca bs membiasakan diri agar tidak selalu terpaku dgn jalur yg umum :) :p

      Yap, pdhal klo Joko bs sadar klo bahagia itu sederhana. Dia pasti akan merasa sangat beruntung dan tentu jelas slalu bersyukur.

      Hapus
  15. Aha, iya banget ya. Bahagia itu diri kita sendiri yang menentukannya. Etapi kenapa pemulungnya namanya Steven y? Mendadak bingung mengartikannya gitu ... hihihi ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masalah ya kalau nama pemulung nya steven? Haha

      Tapi km ga asing ya klo liat FTV, liat tokoh utama nya yg miskin2 itu ganteng dan cantik. Bukan nya itu aneh jg kn ca :D

      Hapus
  16. kalo bahagia itu sederhana, berarati sederhana itu engga sederaha. Alaah apa ini

    Intinya kalo ingin bahagia, harus pandai-pandai bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh tuhan baik itu besar ataupun kecil

    BalasHapus
    Balasan
    1. ngomong opo toh bang don, klo sederhana itu tidak sederhana berarti bahagia itu tidak sederhana #eh :3

      nah itu betul, terus tindakan bersyukur itu adalah hal yang sederhana atau bukan ya? hehe

      Hapus
  17. Cit, gue kok semakin yakin, ya. Klo lo itu..... "Ahsudahlah.." XD

    Bahagia itu sederhana. Ya, memang sebagian orang berfikir untuk bahagian itu butuh ini dan itu. Tapi, karena sebenarnya sederhana, banyak yang tidak tau sesederhana apa kebahagiaan itu sendiri. Contoh, gue dapet komentar 100 per hari aja, udah bisa bahagia sebulan. Sederhanakan? Tapi gue bisa bahagia.

    Bener kalo lo cit, Konteks yang membuat sesuatu itu terlihat bisa membahagiakan atau tidak. Karena yang punya tombon On/Off itu kitanya, bukan orang lain...

    BalasHapus
    Balasan
    1. semakin yakin apaan? ahaha
      kapan kita mau nonton barbie bareng om? :D

      wih komentar 100 per hari.. wkwk banyak amit yah ampe bahagia nya awet ampe sebulan. kalau saya mah, asal bisa postingin artikel aja udh bahagia om :D

      Hapus
  18. ini kok pemulung miskin namanya Steven, orang kaya raya kepala pajak namanya Joko! wkwkwk. bisa aja twist nya.

    bener juga filosopi lo di atas. kbahagiaan ada tombol on off nya. makin tinggi tmbolnya, makin besar effort untuk mencet tuh tombol. sungguh pilosofi yang jenius!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. biar ga mainstream yog :D

      yap, makanya kita jgn tinggi2 meletakan tombolnya, hehe biar gampang bahagia...

      Hapus
  19. Aku juga suka barbie, eeeh

    Btw memang sudah sejatinya manusia diciptakan untuk bahagia, tinggal si manusia itu sendiri gimana menyikapi dan mensyukurinya. Karena banyak loh contohnya ya seperti Joko tersebut. Tapi mudah-mudahan kita semua selalu merasa cukup atas pemberian nikmat Sang Pencipta yaaaa

    Paling ngeri kalau standar hawa nafsu kita meningkat tapi kadar iman kita menurun aduh

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah berarti kita sama... #eh -_-

      ho oh, si Joko mah sudah dikuasai hawa nafsu. Jadi selalu tidak puas dengan apa yang ia dapatkan. susah dh buat bahagia...

      wah, bahaya sekali itu ....

      Hapus
  20. Anu... kadang meski tombolnya ada di depan mata, tangannya mager. Udah off mau di on kan lagi itu... hmm.. magernya seperti tangan ketiban dumptruck.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah itu mah sengaja buat tidak bahagia -_-
      mungkin tombolnya harus diganjel biar bisa ON terus...

      Hapus
  21. Kunci kebahagiaan sebenernya cuma perlu bersyukur apa yang kita punya sekarang. Lihat orang yang diatas kita dalam hal ibadah atau akhirat dan lihatlah ke bawah dalam hal harta atau urusan dunia. Itu! *MarioTeguhModeON haha.
    Kadang suka lupa juga naro tombolnya ketinggian. Terimakasih telah mengingatkan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bener bgt, denger itu kok jd bukan ky Mario Teguh tapi malah ky uztad :D

      bukan cuma lupa naroh ketinggian, tapi bahkan mungkin lupa letakan tombol dimana :D

      Hapus
  22. Jaman SD-SMP sering banget baca cerita yang endingnya: "they lived happily ever after". Kesannya kalau di cerita-cerita gitu para tokohnya akan bahagia selama-lamanya kalau udah nemuin jodohnya, haha.

    Nah, sebenernya bahagia itu emang kita yang menentukan parameternya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha, pantesan anak2 skrng pada udah pacaran. mungkin mereka terpengaruh cerita2 itu dan ingin cepat merasakan bahagia. Karena parameter bahagia bagi mereka adalah menemukan jodoh :D

      Hapus
  23. Bener banget. Bahagia tidaknya kitalah yang menentukan. Sesuai tombol yang akan kita tekan. Tapi gue pribai cepat terengaruh nih. Misal udah milih ini, atau mutusin sesuatu yang gue anggap baik. gue tekan ON, dan orang lain di sekitar gue malah beranggapan lain. Ya, ngga jadi on.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah kalau kata Mario Teguh mah kalau tujuan mu baik, maka jangan pedulikan omongan orang lain. sayang kan kalau kita malah jd kepikiran mulu dgn omongan orang lain dan jd tidak bahagia...

      Hapus
  24. bijak seperti biasanya..
    tujuan hidup manusia memang untuk bahagia. dan menurut stereotip manusia, bahagia itu erat kaitannya dengan uang dan kebebasan finansial. tapi, apapun definisi kebahagiaan, ya kebahagiaan memang pribadinya sendiri yang menentukan. koreksi diri, belajar lebih, adalah langkah2 untuk mempersiapkan kebahagiaan itu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul, siapa si yang tidak ini bahagia?
      hehe semua orang ya tentu mau...

      sepertinya orang yang hebat itu orang yang memiliki banyak hal di dunia, namun standar untuk bahagianya tidaklah terlalu tinggi. jadi hidupnya terasa selalu menyenangkan (entah ada atau tidak di jaman skrng) :D

      Hapus
  25. Film barbie favorit kamu yang mana Kak? Kalo aku suka yang barbie nari-nari itu, 13 orang apa 12 orang ya kalo gak salah. Yang pegasus juga itu seru, pangerannya ganteng. Ah emang sih pangeran di film barbie gak ada yang nggak ganteng. Eh, ini kita kok malah ngomongin barbie ya?

    Yup betul. Kunci dari bahagia sebenernya bersyukur. Aku sendiri sih bukan termasuk golongan yang mewah, tapi juga alhamdulillah bukan golongan yang serba kekurangan. Someday, aku kadang ngerasa memang serba kurang. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, emang iya. Aku menaruh standar yang terlalu tinggi untuk bahagia. Yang simple aja, misalnya pengin kuliner ke sana, jalan ke sini, punya kamera baru, dll. Tapi, sebenernya tanpa itu pun aku masih tetep bahagia. Bahkan sangat bahagia. Intinya memang ada di bersyukur sih.

    Postingan ini bikin aku ketampar buat lebih banyak bersyukur jadinya hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha entahlah yang mana, mungkin rapunzel #eh :D

      yup, postingan ini memang bukan menentang kehidupan mewah... namun mengajak agar menjadi orang yang mudah bahagia... karena sesungguhnya kebahagiaan itu sederhana caranya, tinggal kita bersedia bahagia pada moment itu atau merasa masih kurang. hehe ya intinya bersyukur :D

      Hapus
  26. menjadi bahagia itu gampang...
    pertanyaannya, mau gak jadi bahagia..
    kebanyakan orang, pengen merasakan hidup bahagia tapi terlalu banyak mikir ini-itu... menurut gue sih gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yup, tinggal mau atau tidak menekan tombol bahagianya :)

      Hapus
  27. Saya selalu sepakat bila ada yang bilang kebahagian itu sangat-sangat relatif, yang hanya bisa dinilai oleh pribadi masing-masing. Maka dalam budaya jawa ada falsafah 'Wangsinawang" yang mana apa yang kita lihat terhadap seseorang belum tentu sama dengan apa yang dialami oleh orang tersebut, pun juga sebaliknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup dinilai dari persepsi masing2, dan kita sndiri yang punya andil dalam menentukan persepsi itu :)

      Hapus
  28. Tetap jaga kesehatan, soalnya klo sudah jatuh sakit lumayan susah untuk bisa tetap bahagia. :D

    BalasHapus